Rabu, 24 Juli 2013

MAXI DRESS 2

^^READY MAXI DRESS^^
FAST RESPON ONLY SMS/ WHATSAPP 083892596223
DENGAN FORMAT NAMA, ALAMAT LENGKAP, KODE BARANG, NO.HP
RESELLER WELCOME :)




Balrina Maxi Dress
Bahan Spandex Rayon & Spandex Korea
Ukuran All Size Fit To L
PJ 138 LD 95-120CM @135rb.




Blue Zagiya
Bahan Spandex Korea
Ukuran All Size Fit To L
PJ 128 LD 96-130CM @140rb.




- Kode : Kimono floral maxi dress
- Bahan: spandek korea
- Warna Tersedia : SISA Tosca, Mocca
- Fit to L @110rb





- Kode : vintage etnik maxy dress
- Bahan: peach korea, full furring
- Warna Tersedia : SISA gold, broken white, bronze
- Lingkar Dada: 84cm
- Panjang: 133cm
- Lingkar Pinggang: 88cm @110rb.





- Kode: 2425 Forever 8 – Zara Inspired Transparent Dress + Tanktop
- Bahan : Zara Sifon + mini tankdress spandek
- Warna Tersedia : sisa cocoa, red, peach
- Lingkar dada : 90cm
- Panjang : 147cm @115rb




- Kode: 2425B Forever 8
- Bahan : chiffon Cerutti + inner spandex
- Warna Tersedia : SISA Orange, cream
- Lingkar dada : 96 cm
- Lingkar pinggang : 60-100 cm
- Panjang : 142 cm @115rb.




- Kode: 2826 Forever 8 – Pleated Maxi Dress
- Bahan : rayon + belt.
- Warna Tersedia : SISA Mustard
- Lingkar Dada = 97cm
- Lingkar Pinggang s/d 98cm
- Panjang = 133cm
- pinggang karet @105rb.





- Kode: 2869 Forever 8
- Bahan : spandex korea
- Warna Tersedia :Navy, Orange, Black
- Lingkar dada : 105cm
- Panjang : 133 cm
- Lingkar lengan: 25cm @110rb.




- Kode : 9983 Mutiara Gamis
- Bahan: spandek jersey
- Warna Tersedia : SISA Pink
- Fit to L
- Aplikasi Mutiara di dada @130rb.




- Kode : 270743 Maxi spandex korea + obi krancang
- Bahan: spandex korea + obi krancang
- Warna Tersedia : Purple, Mocca, Red
- Fit to L @148rb





Haylie AL10330P - chiffon Cerutty flowery lapis furing
LD 94cm PJG 135cm, allsize fit S-L. 110rb
(Last stock : Pink)




kode : YI222-Laura Flower Maxy
Cerutty Full Furing, Alll Size, Fit S-L 108rb
(Last stock : Maroon)





- Kode : Abstrack krancang maxi dress
- Bahan: spandek korea
- Warna Tersedia : Purple, Tosca
- Lingkar Dada: 84cm
- Panjang: 127cm @115rb.





- Kode : Astrilla batik maxi dress
- Bahan: katun rayon, free belt
- Warna Tersedia : Black, Red, Yellow, Purple
- Fit to L @125rb.









- Kode : Luv Molly – Diamond Long Skirt Set
- Bahan: spandex korea
- Warna Tersedia : Black, White. @145rb




- Kode : classic etnik maxy dress 02 (tanpa belt)
- Bahan: cerruty full furring
- Warna Tersedia : SISA salem, black
- Lingkar Dada: 84cm
- Panjang: 133cm
- Lingkar Pinggang: 92cm @110rb





- Kode : Floral ruffle arm maxi
- Bahan: ceruty+furing
- Warna Tersedia : SISA Lemon, Blue
- Lingkar Dada = 84cm
- Panjang = 126cm @110rb.





- Kode : Gamis couple irina
- Bahan: katun rayon batik
- Warna Tersedia : Biru, Merah, Ungu, Tosca
- Fit to L @210rb.









- Kode : Maxi dress 050
- Bahan: spandek korea kombinasi chiffon
- Warna Tersedia : SISA 2,4
- Fit to L @128rb.




- Kode : Maxy Batik 20618
- Bahan: sifon cerruty bukaan kancing depan, pinggang karet
- Warna Tersedia : SISA Motif no. 2,3, 4
- Fit to L @125rb.


Selasa, 16 Juli 2013

READY MAXI DRESS


^^READY MAXI DRESS^^
FAST RESPON ONLY SMS/ WHATSAPP 083892596223
DENGAN FORMAT NAMA, ALAMAT LENGKAP, KODE BARANG, NO.HP
RESELLER WELCOME :)

MAXI DENIM V @120rb


MAXI DENIM + BELT @120rb


Haylie AL10330P - chiffon Cerutty flowery lapis furing
LD 94cm PJG 135cm, allsize fit S-L. 110rb
(Last stock : Pink)


 YI222-Laura Flower Maxy
Cerutty Full Furing, Alll Size, Fit S-L 108rb
(Last stock : Maroon)


 FLORA DRESS RED @95rb


 FLORA DRESS BLUE @95rb


FLORA DRESS PINK @95rb


 DRESS PASTEL
BAHAN WOOLPEACH COMBI SIFON+PURING @100rb



Maxi Marlena+belt, Import! Rayon Halus.@115rb


Senin, 10 Juni 2013

APTL-OPERANT CONDITIONING

BAB I
PENDAHULUAN
  1. A. Latar Belakang
Banyak  teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan  oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt.
Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
Salah satu teori dari aliran behaviorisme adalah teori operant conditioning. Ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan masihberpengaruh dikalangan para ahli psikologi belajar masa kini. Pencipta teori ini bernama Burrhus Frederic Skinner (lahir tahun 1904), seorang penganut behaviorism yang dianggap kontroversal. Tema pokok yang mewarnai karya-karyanya adalah bahwa tinggkah laku itu terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri.[1]
Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang teori operant conditioning dari skinner, berikut adalah pemaparannya
  1. B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas sebuah teori belajar dari aliran behaviorisme yaitu teori belajar kondisioning operan B.F Skinner yang terdiri dari beberapa hal yaitu:
  1. Bagaimana Latar belakang teori operant conditioning?
  2. Bagaimana Karakteristik operant conditioning?
  3. Apa Perbandingan, perbedaan dan persamaan operant dan clasical onditioning?
  4. Apa yang dimaksud dengan Shaping dan bagaimana psroses shaping?
  5. Bagaimana Penjadwalan reinsforsment dalam operant conditioning?
  6. Bagaimana Pemadaman dan pemulihan kembali dalam operant conditioning?
  7. Apa yang dimaksud dengan Generalisasi dan diferensiasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang  Teori  Operant Conditioning  B.F Skinner
Dasar dari pengkondisian operan (operant conditioning)      dikemukakan oleh E.L. Thorndike pada tahun 1911, yakni  beberapa waktu sesudah munculnya teori classical conditioning yang dikemukakan oleh Pavlov. Pada saat itu thorndike mempelajari pemecahan masalah pada binatang yang diletakkan di dalam sebuah “kotak teka-teki”. Dimana setelah beberapa kali percobaan, binatang itu mampu meloloskan diri semakin cepat dari perobaan percobakan sebelumnya. Thorndike kemudian mengemukakan hipotesis“ apabila suatu respon berakibat menyenangkan, ada kemungkinan respon yang lain dalam keadaan yang sama” yang dikenal dengan hukum akibat“ low of effect[2]
Dari teori yang dikemukakan thorndike, skinner telah mengemukakan pendapatnya sendiri dengan memasukkan unsure penguatan kedalam hokum akibat tersebut, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di ulangi kemunculanya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk menghilang atau terhapus. Oleh karena itu Skinner dianggap sebagai  bapak operant conditioning
Teori operant conditioning juga berbeda dengan classical conditioning. dalam pengkondisian klasik, respon terkondisikan sering kali mirip dengan respon normal bagi stimulus tak terkondisikan. Misalnya salviasi, itu merupakan respon anjing normal terhadap maknan. Tetapi jika ingin mengajar sesuatu yang baru kepada organisme, seperti mengajar anjing keterampilan baru, maka anda tidak dapat menggunakan pengkondisian klasik, tetapi anda lebih duli mempersuasinya untuk melakukan keterampilan itu dan setelahnya member hadiah dengan tepuk tangan atau makanan, jika anda terus menerus melakukannya, akhirnya anjing akan mampu mempelajari keterampilan itu.rita Atkinson.
Jadi Inti dari teori Skinner Pengkondisian operan (operant conditioning) dalam kaitanyan  dengan psikologi belajar adalah proses belajar dengan mengendalikan semua atau sembarang respon yang muncul sesuai konsekwensi ( resiko) yang mana organisme akan cenderung untuk mengulang respon-respon yang di ikuti oleh penguatan
  1. B. Karakteristik Operant Conditioning
Skinner membedakan dua jenis perilaku, yaitu :
1. respondent behavior ( perilaku responden) yakni perilaku yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, contohnya adalah semua gerak reflek
2. operant behavior ( perilaku operan) yakni perilaku yang tidak di akibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri oleh organism. Karena perilaku ini pada awalnya tidak berkorelasi dengan stimuli yang dikenali, maka ia Nampak spontan. Contohnya ketika hendak bersiul, berdiri lalu berjalan. Kebanyakan dari aktivitas kita adalah perilaku operan.
Dengan dibaginya dua macam perilaku tersebut, maka ada dua jenis pengkondisian, yaitu:
  1. 1. Respondent conditioning ( pengkondisian responden) atau biasa disebut dengan pengkondisian tipe S. pengkondisian ini menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan respon yang diiginkan.
  2. 2. Operant conditioning ( pengkondisian operan) atau biasa disebut dengan pengkondisian tipe R. dalam pengkondisian ini, penguatan pengkondisianya ditunjukkan dengan tingkat respon.
Maka dapat kita lihat  bahwa dalam pengkondisian tipe S, itu identik dengan pengkondisian klasik Pavlov, sedangkan pengkondisian tipe R. itu identik dengan pengkondisian instrumental thorndike. Sedangkan riset skinner hampir semuanya berkaitan dengan penngkondisian tipe R atau pengkondisian operan
Prinsip Pengkondisian operan
Ada dua prinsip umum dalam operant conditioning[3] yaitu:
  1. Setiap respon yang diikuti dengan stimulus yang menguatkan cenderung akan diulang
  2. Stimulus yang menguatkan adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respon operan
Dalam pengkondisian operan, penekananya adalah pada perilaku dan pada konsekwensinya. Dengan pengkondisian operan, organism pasti merespon dengan cara tertentu untuk memproduksi stimulus yang menguatkan
Prinsip pengkondisian operan berlaku untuk berbagai maan situasi. Untuk memodifikasi perilaku, seseorang ukup mencari sesuatu yang mmenguatkan bagi suatu organism yang perilakunya hendak dimodifikasi, menunggu sampai perilaku yang diinginkan terjadi dan kemudian segera memperkuat organism tersebut
Konsep utama operant conditioning
Dalam sebuah buku dituliskan bahwa menurut skinner, pengkondisian operan terdiri dari dua konsep utama[4],yaitu:
  1. a. Penguatan (reinforcement)
Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi.
Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
-      Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah , perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb).
-       Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa dll).
Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan. Adalah mudah mengacaukan penguatan negatif dengan hukuman. Agar istilah ini tidak rancu, ingat bahwa penguatan negatif meningkatkan probabilitas terjadinya suatu prilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku. Berikut ini disajikan contoh dari konsep penguatan positif, negatif, dan hukuman (J.W Santrock, 274).
  1. b. Hukuman (punishment)
Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku atau apa saja yang menyebabkan sesuatu respon atau tingkahlaku menjadi berkurang atau bahkan langsung dihapuskan atau ditinggalkan. Dalam bahasa sehari-hari kita dapat mengatakan bahwa hukuman adalh menegah pemberian seasuatu yang diharapkan organism, atau member seseuatu yang tidak diinginnya.
Namuun menurut skinner hukuman tidak menurunkan probabilitas  respon, walupun hukuman bisa menekan suatu respon selama hukuman itu diterapkan, manun hukuman tidak akan melemahkan kebiasaan. Skinner juga berpendapat bahwa hukuman dalam jangka panjang tidak akan efektif, tampak bahwa hukumman hanya menekan perilaku, dan ketika ancaman dihilangkan, tingkat perilaku akan ke level semula[5] Contohnya:
Penguatan positif
Perilaku
Murid mengajukan pertanyaan yang bagus
Konsekuensi
Guru memuji murid
Prilaku kedepan
Murid mengajukan lebih banyak pertanyaan
Penguatan negatif
Perilaku
Murid menyerahkan PR tepat waktu
Konsekuensi
Guru berhenti menegur murid
Prilaku kedepan
Murid makin sering menyerahkan PR tepat waktu
Hukuman
Perilaku
Murid menyela guru
Konsekuensi
Guru mengajar murid langsung
Prilaku kedepan
Murid berhenti menyela guru
Ingat bahwa penguatan bisa berbentuk postif dan negatif. Dalam kedua bentuk itu, konsekuensi meningkatkan prilaku. Dalam hukuman, perilakunya berkurang.
  1. C. Perbedaan Dan Persamaan Operant Dan Classical Conditioning
Beberapa perbedaan dan persamaan dari classical conditioning dan operant conditioning dapat di lihat dalam kolom di bawah ini[6]
Classical ConditioningOperant Conditioning
  • Hanya berhubungan bengan perilaku tak sadar
  • Penguatan mengukuhkan respon bersyarat tetapi bersifat netral: penguatan bekerja baik disukai ataupun tidak disukai organism
  • Respon diperoleh dari penguat yang telah diberikan sebelum respon itu sendiri muncul
  • Tanpa atau sedikit penguat memungkinkan respon yang berlawanan akan terhapusjadwal tidak dapat digunakan untuk mengubah taraf respond an taraf penghapusan
  • Sebuah penguatan hanya dapat merangsang satu tipe respon
  • Dapat menunjukkan penyamarataan diskriminasi, penghapusan dan pemulihan spontan
  • Mengendalikan mata rantai atau penyatuan rangsangan dan respon
  • Berhubungan dengan perilaku sadar dan juga tak sadar
  • Penguatan mengukuhkan respon bersyarat dan bersifat positif ataupun negative
  • Penguatan diberikan sesudah respon dibuat secara sadar, dan kemudian memperkuatnya
  • Penguatan dengan cepat dapat berbaur dengan menggunakan jadwal penguatan untuk mengubah taraf respond an taraf penghapusan
  • Sebuah penguatan dapat digunakan untuk memperkuat beberapa respon dengan menggunakan teknik pembentukan perilaku
  • Sama seperti classical conditioning
  • Sama dengan classical conditioning
Selain diatas Perbedaan antara Classical Conditioning dengan Operant Conditioning antara lain sebbagai berikut:
  • Dalam Classical Conditioning respon dikontrol oleh pihak luar, pihak inilah yang menentukan kapan dan apa yang akan diberikan sebagai stimulus. Sebaliknya operant conditioning mengatakan bahwa pihak luar yang harus menanti adanya respon yang diharapkan benar. Jika respon semacam ini terlihat maka dapat diberikan penguatan. Disini dibicarakan tentang tingkah laku operan atau operan behavior.
  • Classical Conditioning pada umumnya memusatkan tingkah laku terjadi apabila ada stimuli khusus. Sedangkan dalam Operant Conditioning tingkah laku hanya menerangkan untuk sebagian kecil dari semua kegiatan. Operant Conditioning memusatkan tingkah laku dengan konsekuen, yaitu konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku. Jadi konsekuen yang menyenangkan akan mengubah tingkah laku. Sedangkan konsekuen yang tidak menyenangkan akan memperlemah tingkah laku..
  • Classical Conditioning mengatakan bahwa stimulus yang tidak terkontrol mempunyai hubungan dengan penguatan. Stimulus itu sendirilah yang menyebabkan adanya pengulangan tingkah laku dan berfungsi sebagai reinforcement. Di dalam Operant Conditioning responlah yang merupakan sumber reinforcement. Adanya respon menyebabkan seseorang memperoleh penguatan. Dan hal ini menyebabkan respon tersebut cenderung untuk diulang-ulang.
  1. D. Shaping (pembentukan respon)
Berdasarkan pengkondisian operan, pada tahun 1951 skinner mengembangkan teknik “ pembentukan respon” atau disebut dengan shaping untuk melatih hewan menguasai tingkah laku yang komplek yang juga relevan dengan tingkah laku manusia. Teknik pembentukan respon ini dilakukan dengan cara menguatkan organism pada setiap kali ia bertindak kea rah yang diinginkan sehingga ia menguasai atau belajar merespon sampai pada suatu saat tidak perlu lagi menguatka respon tersebut.
Pembentukan respon terdiri dari dua komponen, yaitu : diferential reinforcement (penguatan diferensial) yang berarti sebagian respon di perkuat dan sebagian lainya tidak. Dan  successive approximation (kedekatan suksesif), yaknni fakta bahwa respon-respon yang semakin sama dengan yang diinginkan oeh eksperimentalllah ang akan diperkuat. Dalam ontoh skinner, ketika tikus masuk  ke dalam kotak skinner   akan diberi penguat secara bertahap sampai tikus bisa menekan tuas
  1. E. Penjadwalan Reinforcement
Dalam operant conditioning, jadwal penguat adalah komponen penting dari proses belajar. When and how often we reinforce a behavior can have a dramatic impact on the strength and rate of the response. Kapan dan seberapa sering kita memperkuat perilaku yang dapat memiliki dampak yang dramatis pada kekuatan dan kecepatan respon. Certain schedules of reinforcement may be more effective in specific situations. jadwal penguatan tertentu mungkin lebih efektif dalam situasi tertentu. There are two types of reinforcement schedules: Ada dua jenis jadwal penguatan[7]:
1. 1. Continuous Reinforcement Continuous Reinforcement ( penguatan terus-menerus)
In continuous reinforcement, the desired behavior is reinforced every single time it occurs.            Dalam penguatan terus menerus, penguatan diberikan pada saat setiap kali organism menghasilkan suatu respon.  Generally, this schedule is best used during the initial stages of learning in order to create a strong association between the behavior and the response. Pada umumnya, jadwal ini paling baik digunakan selama tahap awal belajar untuk menciptakan hubungan yang kuat antara perilaku dan respon. Once the response if firmly attached, reinforcement is usually switched to a partial reinforcement schedule. Setelah respon jika terpasang kuat, penguat biasanya beralih ke jadwal penguatan parsial.
2. 2. Partial Reinforcement Partial Reinrorcement ( penguatan parsial)
In partial reinforcement, the response is reinforced only part of the time.            Dalam penguatan parsial, respon diperkuat hanya bagian dari waktu. Learned behaviors are acquired more slowly with partial reinforcement, but the response is more resistant to extinction . Belajar perilaku diperoleh lebih lambat dengan tulangan parsial, tetapi tidak mendapatkan respon yang lebih tahan terhadap kepunahan . There are four schedules of partial reinforcement: Ada empat jadwal penguatan parsial:
  1. Fixed-ratio schedules are those where a response is reinforced only after a specified number of responses. -Rasio jadwal tetap adalah yang mana tanggapan hanya diperkuat setelah sejumlah tertentu tanggapan. This schedule produces a high, steady rate of responding with only a brief pause after the delivery of the reinforcer. jadwal ini menghasilkan tingkat, tinggi stabil hanya merespons dengan jeda singkat setelah pengiriman penguat tersebut.
  2. Variable-ratio schedules occur when a response is reinforced after an unpredictable number of responses. -Rasio jadwal Variabel terjadi ketika respon diperkuat setelah sejumlah tanggapan tak terduga. This schedule creates a high steady rate of responding. Jadwal ini menciptakan tingkat stabil tinggi merespons. Gambling and lottery games are good examples of a reward based on a variable ratio schedule. Perjudian dan permainan lotere adalah contoh yang baik dari hadiah berdasarkan jadwal rasio variabel.
  3. Fixed-interval schedules are those where the first response is rewarded only after a specified amount of time has elapsed. -Interval jadwal tetap adalah mereka dimana respon pertama dihargai hanya setelah sejumlah waktu tertentu telah berlalu. This schedule causes high amounts of responding near the end of the interval, but much slower responding immediately after the delivery of the reinforcer. Jadwal ini menyebabkan jumlah tinggi menanggapi dekat akhir interval, namun jauh lebih lambat merespon segera setelah pengiriman penguat tersebut.
  4. Variable-interval schedules occur when a response is rewarded after an unpredictable amount of time has passed. interval jadwal variabel terjadi ketika respon dihargai setelah jumlah yang tak terduga waktu telah berlalu. This schedule produces a slow, steady rate of response. jadwal ini menghasilkan lambat, stabil tingkat respons.
Skinner talah memublikasikan data tentang efak dari penguatan parsial ketika Humhreys menggunncang dunia psikologi dengan menunjukkan bahwa proses pelenyapan adalah lebih ccepat sesudah penguatan 100 persen ketimbang sesudah penguatan parsial. Artinya, jika suatu organism menerima  penguat setiap kali ia membuat respon yang tepat selam proses belajar dan kemudian dimasukkan dalam proses plenyapan, maka responya akan lenyap lebih cepat ketimbang organnisme dengan respon benar yang tidak mencapi 100 persen. Denngan kata lain, penguatan parsial akan menyebabkan resistensi yang lebih besar terhadap pelenyapan ketimbang yang bberkkelanjutan atau penguatan 100 persen.  Ini disebut dengan partial reinforcement effecct[8]
  1. F. Pemadaman Dan Pemulihan Kembali
Seperti halnya dalam pengkonndisian klasik, ketika kita mencabut penguatan dari situasi pengkondisian operant, berarti kita melakukan extinction ( pemadaman/ pelenyapan). Misalnya dalam percobaan skinner. Pada saat hewan sudah biasa menekan tuas untuk mendapatkan makanan, mekanisme pemberian makanan mendadak dihentikan, maka penekanan tuas tidak akan mmenghasilkan makanan bagi tikus terseabut. Dari ini kita akan melihat catatan komulatif pelan-pelan akan mendatar dan akhirnya akan kembali seperti semula, yang menunjukkan tidak ada lagi respon penekanan tuas (seperti pada saat penguatan belum diperkenalkan) Pada hal ini kita akan mengatakan telah terjadi pemadaman.
Setelah pemadaman, apabila hewan dikembalikan ke sarangnya selama preode waktu tertentu dan kemudian dikembalikan ke dalam situasi percobaan, ia akan sekali lagi mulai mmenekkan tuas dengan segera tanpa perlu dilatih lagi. Ini disebut sebagai pemulihan kembali.
  1. G. Generalisasi Dan Diferensiasi (diskriminasi)
Yang dimaksud dengan generalisasi adalah penguatan yang hampir sama dengan penguatan sebelumnya akan dapat respon yang sama. Organism cenderung menggeneralisasilkan apa yang di pelajarinya, contoh dalam kehidupan sehari-hari, seorang  siswa akan mengerjakan PR dengan tepat waktu karena pada minggu lalu ia mendapat pujian didepan kelas oleh gurunya ketika menyelesaikan PR tepat waktu. Contoh lainnya, anak kecil yang mendapatkan penguatan oleh orang tuany akarena menimang dan menyayangi anjing kelluarga, ia akan segera mengeneralisasikan respon menimmang ajing itu dengan  anjing yang lain.
Generalisasi dapat juga  dapat dikekang oleh latihan diskriminasi. Diskrimnasi adalah respon organism terghadap suatu penguatan, tetapi tidak terhadap jenis penguatan yang lain. Latihan diskriminasi akan efektif jika terdapat stimulus diskriminatif yang jelas dalam membedakan kasus dimana respon harus dilakukan dengan khusus dengan kasus dimana respon harus  ditekan.
Jika dikaitkan dengan contoh diatas dimana anak akan mengeneralisasikan menyayangi anjing keluarga dengan anjing yang lainnya, sedangkan dapat berbahaya ( katakanlah, anjing ttetangga sangat galak dan suka menggigit) maka orang tua harus memberikan llatihan diskriminasi, sehingga anak mendapatkan penguatan jika ia menyayangi anjing keluarga dan bukan anjing tetangga, dengan ara  oranng tua mmenunjukkan aspek-aspek anjing yang melihatkan keramahannya( misalnya ekornya biasa dikibas-kibas) sehingga anak akan bisa mengenali mana anjing yang rmah dan biisa disayang dan mana anjing yang galak.[9]
  1. H. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Operant Conditioning
Dalam sebuah teori tentunya tentunya ada kelebihan dan kelemahannya, begitu juga di dalam teori operant conditioning. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari teori pengkondisian operan.
Kelebihan
Pada teori ini, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan. Dan dengan adanya penguatan, menjadikan motivasi bagi organism untuk berperilaku yang benar sesuai dengan keinginan.
Kekurangan
a)      Proses belajar dapat diamati secara langsung, padahal pelajar adalah proses kegiatan mental yang tidak dapt disaksikan dari luar, keuali sebagai gejalanya.
b)      Proses belajar bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti ggerakan mesin dan robot, padahal setiap individu memiliki self-direction (kemampuan mengarahkan diri)dan sellf-control (pengendalian diri) ayng bersifat kognitif, sehinggga ia bisa menolak jika ia tidak menghendakki
c)      Proses belajar manusiia dianalogikan dengan perilaku hewan itu sulit diterima, mengingat menoloknya perbedaan karakter fisikk maupun psikis antara mannusia dan hewan.[10]
Perilaku Tahayul (Supertitous Behaviour)
Menurut prinsip pengkondisian operant, kita dapat memperkirakan bahwa perilaku yang dilakukan hewan ketika mekanisme pemberi makanan diaktifkan dan diperkuat,maka hewan itu akan cenderung mengulangi perilaku yang diperkuat tersebut. Dan jika beberapa saat perilaku itu diperkuat lagi, maka respon hewan tersebut akan semakin kuat. Pada saat itu hewan bisa melakukan atau mengembangkan respon ritualistic yang aneh. Ia mungkin akan menyerudukkan kepalanya, berputar-putar, atau melakukan sederet tindakan yang aneh yang dilakukan ketika mekanisme pemberian makanan mendadak aktif, perilaku ini disebut sebagai perilaku tahayul (superstitious behavior). hewan tersebut percaya bahwa apa yang dilakukanya akan menyebabkan datangnya makanan.
Learned Heplessness
Beberapa bentuk conditioning, khususnya punishment, akan berdampak lebih serius, ini biasa disebut dengan fenomena learned helplessness.  Learned helplessness terjadi tatkala organisme dikondisikan ‘tidak dapat berbuat apa-apa’ untuk menghindari kondisi tidak menyenangkan.Dalam percobaan klasik, Seligman (1975) menempatkan anjing pada kandang dan memberinya painful electric shock.  Anjing sama sekali tidak dapat menghindar dari shock tersebut.Kemudian kandang itu dibagi menjadi dua bagian, sehingga anjing dapat melompat pagar pemisah guna menghindari atau terbebas  dari shock listrik.Karena anjing telah belajar sebelumnya bahwa tidak bisa membebaskan diri dari shock, maka anjing itu tidak melakukan upaya apapun untuk menghindar.  Sebagai gantinya, anjing itu hanya mendengking
BAB III
PENUTUP
  1. A. Simpulan
  • · Inti dari teori Skinner Pengkondisian operan (operant conditioning) dalam kaitanyan  dengan psikologi belajar adalah proses belajar yang mana perilaku atau respon yang mendapat penguatan berupa sesuatu yang disukai oleh organism akan cenderung diulang-ulang..
  • Prinsip umum dalam operant Conditioning yaitu:
  1. Setiap respon yang diikuti dengan stimulus yang menguatkan cenderung akan diulang
  2. Stimulus yang menguatkan adalah segala sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respon operan
  • pengkondisian operan terdiri dari dua konsep utama,yaitu:
a)      Penguatan (reinforcement)
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
-      Penguatan positif (reward).
-       Penguatan negatif
b)      Hukuman (punishmen)
  • Beberapa perbedaan dan dari classical conditioning dan operant conditioning dapat di lihat dalam kolom di bawah ini
Classical ConditioningOperant Conditioning
  • Hanya berhubungan bengan perilaku tak sadar
  • Penguatan mengukuhkan respon bersyarat tetapi bersifat netral: penguatan bekerja baik disukai ataupun tidak disukai organism
  • Respon diperoleh dari penguat yang telah diberikan sebelum respon itu sendiri muncul
  • Tanpa atau sedikit penguat memungkinkan respon yang berlawanan akan terhapusjadwal tidak dapat digunakan untuk mengubah taraf respond an taraf penghapusan
  • Sebuah penguatan hanya dapat merangsang satu tipe respon
  • Dapat menunjukkan penyamarataan diskriminasi, penghapusan dan pemulihan spontan
  • Mengendalikan mata rantai atau penyatuan rangsangan dan respon
  • Berhubungan dengan perilaku sadar dan juga tak sadar
  • Penguatan mengukuhkan respon bersyarat dan bersifat positif ataupun negative
  • Penguatan diberikan sesudah respon dibuat secara sadar, dan kemudian memperkuatnya
  • Penguatan dengan cepat dapat berbaur dengan menggunakan jadwal penguatan untuk mengubah taraf respond an taraf penghapusan
  • Sebuah penguatan dapat digunakan untuk memperkuat beberapa respon dengan menggunakan teknik pembentukan perilaku
  • Sama seperti classical conditioning
  • Sama dengan classical conditioning
  • Shaping (pembentukan respon)
Teknik pembentukan respon ini dilakukan dengan cara menguatkan organism pada setiap kali ia bertindak kearah yang diinginkan sehingga ia menguasai atau belajar merespon sampai pada suatu saat tidak perlu lagi menguatka respon tersebut.
  • Penjadwalan ReinforcementWhen and how often we reinforce a behavior can have a dramatic impact on the strength and rate of the response., Certain schedules of reinforcement may be more effective in specific situations.There are two types of reinforcement schedules:ada dua jenis jadwal penguatan:
1. 1. Continuous Reinforcement Continuous Reinforcement ( penguatan terus-menerus)
In continuous reinforcement, the desired behavior is reinforced every single time it occurs. 2. 2. Partial Reinforcement Partial Reinrorcement ( penguatan parsial).In partial reinforcement, the response is reinforced only part of the time.Ada empat jadwal penguatan parsial:
  1. Fixed-ratio schedules are those where a response is reinforced only after a specified number of responses. -Rasio jadwal tetap
  2. Variable-ratio schedules occur when a response is reinforced after an unpredictable number of responses.-Rasio jadwal Variabel
  3. Fixed-interval schedules are those where the first response is rewarded only after a specified amount of time has elapsed. -Interval jadwal tetap
  4. Variable-interval schedules occur when a response is rewarded after an unpredictable amount of time has passed. – interval jadwal variabel
  • Pemadaman Dan Pemulihan Kembali
Pemadaman adalah suatu proses hilangnya respon secara bertahap ketika penguatan atau ganjaran tidak diberikan. kita akan melihat catatan komulatif pelan-pelan akan mendatar dan akhirnya akan kembali seperti semula, yang menunjukkan tidak ada lagi respon penekanan tuas (seperti pada saat penguatan belum diperkenalkan)
Setelah pemadaman, apabila hewan dikembalikan ke sarangnya selama preode waktu tertentu dan kemudian dikembalikan ke dalam situasi percobaan, ia akan sekali lagi mulai mmenekkan tuas dengan segera tanpa perlu dilatih lagi. Ini disebut sebagai pemulihan kembali.
  • Generalisasi Dan Diferensiasi
Yang dimaksud dengan generalisasi adalah penguatan yang hampir sama dengan penguatan sebelumnya akan dapat respon yang sama.
Diskrimnasi adalah respon organism terghadap suatu penguatan, tetapi tidak terhadap jenis penguatan yang lain. Latihan diskriminasi akan efektif jika terdapat stimulus diskriminatif yang jelas dalam membedakan kasus dimana respon harus dilakukan dengan khusus dengan kasus dimana respon harus  ditekan.
  • Kelebihan dan kekurangan teori operant conditioning
Kelebihan
Pada teori ini,kelebihannya dalam hal pendidikan, pendidik diarahkan untuk menghargai setiap anak didiknya. hal ini ditunjukkan dengan dihilangkannya sistem hukuman. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan lingkungan yang baik sehingga dimungkinkan akan meminimalkan terjadinya kesalahan. Dan dengan adanya penguatan, menjadikan motivasi bagi organism untuk berperilaku yang benar sesuai dengan keinginan.
Kekurangan
d)      Proses belajar dapat diamati secara langsung, padahal pelajar adalah proses kegiatan mental yang tidak dapt disaksikan dari luar, keuali sebagai gejalanya.
e)      Proses belajar bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan seperti ggerakan mesin dan robot
f)        Proses belajar manusiia dianalogikan dengan perilaku hewan itu sulit diterima, mengingat menoloknya perbedaan karakter fisikk maupun psikis antara mannusia dan hewan.